Thursday

SIDANG PARA MONYET


Malim memasuki sebuah ruangan dengan cahaya remang-remang tempat sejumlah makhluk berkumpul.Setiap ketua mendahului puak-puak yang lain.Pintu-pintu yang menembus penglihatan manusia di tutup ketika dua belas pendahulu membentuk dua garis sejajar dan suasana menjadi hening.Cahaya menerpa wajah-wajah mereka di kegelapan dan hanya mata mereka yang tampak hidup.Malim mundur beberapa langkah ke suatu sudut, memerhati ketika zikir segera dimulai.Sang pemimpin mula berayun kekiri dan kekanan.Bermula dengan sangat lambat kemudiannya di ikuti makhluk berbagai rupa dan bentuk.Setiap kali tubuh mereka condong ke kiri bergema suara mengucapkan `HU` secara serentak,`HU`.....`HU`.....`HU`....! Ritual mereka ternyata berbeda dari zikir di dalam stadium bolasepak atau Auditorium nyanyian yang terlalu sedikit manfaatnya.Terasa di kalbu Malim betapa lalainya Malim selama ini sedang penganut tradisi lainnya yang relatif masih bertahan.

Dari semua kefahaman selama enam abad selanjutnya kami melihat kesuraman di balik jubah pendeta dan melihat kelompok rahib yang berjubah lusuh mencari-cari kebenaran.Pengemis-pengemis semakin kurang ajar dan tidak beradab kerana kesombongan ahli-ahli faqih nya.Tidakkah ini memperlihatkan betapa khalifah engkau sudah terlalu asyik mencampurkan kebathilan didalam setiap pesta mereka?`Soal seekor monyet tua sambil menyorot mata.Malim terpinga-pinga kerana tidak tahu apa-apa.Seekor monyet lain membentak.`Apa perlunya kita bertanya kepada orang yang paling bodoh di antara manusia`Malim hanya diam membisu kerana jauh di sudut hati masih bertanya-tanya kemanakah zikir yang mengasyikkan itu hilang dan bila pula waktunya sidang para monyet ini tiba-tiba sudah berjalan .`Orang yang paling pandai di antara manusia sedang sibuk menumpahkan darah dan memusnahkan bumi`sambut yang lain sedang makhluk-makhluk berbagai rupa dan bentuk tunduk terdiam tanpa suara.Namun nafas mereka masih kedengaran turun dan naik serta bergema di segenap pelusuk `HU`.....`Hu`.....`HU`.


Malim cuba-cuba mencuri dengar nafas yang keluar masuk dari lubang hidung Malim sendiri.Tidak ada bunyi dan tidak ada makna.Hanya dada Malim yang turun naik memberi maksud paru-paru Malim masih mengepam udara semenjak berpuluh tahun yang lampau.`Bukankah sudah ku katakan panggil pendeta yang paling bijak di antara mereka,yang paling tahu sejarah kekhalifahan dan yang paling arif tentang hukum-hukum`Bentak monyet tua sambil memandang tajam kepada Malim.Malim tunduk kehilangan kata-kata.Bukan Malim yang suka-suka datang kesini.Bukan Malim juga yang pandai-pandai melangkah ke dewan sidang ini.Tidak mampu Malim menjawab pertanyaan itu sedang persoalan di dalam diri Malim sendiri tidak berjawab untuk sekian lama.`Halau si tolol ini duduk di meja paling belakang`Perintah monyet tua yang putih seluruh tubuhnya.Tanpa perlu menunggu sang algojo menyeret dengan penuh kehinaan Malim kemudiannya berlari,merangkak,berguling dan menyeret sendiri kebodohan dan kelalaian Malim di celah-celah sifat kebinatangan dan duduk di tempat paling jauh untuk memerhati perjalanan sidang.Malim berharap dapat menerima sedikit kefahaman dari perbincangan yang sedang berlansung.


Terlalu sunyi di sini sehingga Malim seolah-olah dapat mendengar nafas setiap dari makluk berbagai bentuk itu turun naik dengan nada dan irama yang sama.`HU`.....`HU`.....`HU`.Namun dalam masa yang sama juga Malim mendengar mereka berkata-kata dengan suara yang paling lunak.`Apa pendapat mu tentang khalifah kita yang berada di sebelah timur sana,bukankah mereka yang paling hampir dengan warisan seribu empat tahun yang lampau`Soal monyet tua kepada wakil dari DARL al-harb.`Aku tidak tahu dan aku sudah tidak dapat membezakan `ujar ketua puak.`Mereka sudah kelihatan seperti binatang-binatang ternakkan`Monyet tua kembali menyorot pandangan tajam kepada Malim.Malim menundukkan kepala apabila seluruh ahli sidang juga melemparkan pandangan seolah-olah meminta Malim berkata sesuatu.`Bukankah telah di sampaikan peringatan kepada kamu..tetapi kamu membantah`Malim menggeleng-gelengkan kepala.`Aku tidak tahu`.`Bukan kah kamu sebaik-baik kejadian?`Malim menggeleng lagi.`Aku tidak tahu`.`Bukankah kamu yang menerima amanah menjaga dewan kehidupan ini dan memimpin setiap jiwa supaya tunduk kepada peraturan dari samawi?`Malim terus menggeleng-geleng kepala sehingga pening dan tidak lama kemudian Malim melihat diri Malim jatuh pengsan namun pendengaran Malim masih mendengar nafas makhluk berbagai rupa dan bentuk bergemuruh dengan nada yang sama`HU`.....`HU`.....HU`

No comments:

Post a Comment